Al-quran dan Tafsir

Pengertian Al-Quran

Al-Qur’an adalah wahyu atau Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril dalam bentuk lafal Arab yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir. 

Allah menurunkan al-quran kepada rasulullah melalui 3 tahap : 
Pertama, Al-Quran diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz. 
Kedua, al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzah dilangit dunia. Ketiga, al-Quran diturunkan dari langit dunia kepada nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril as. 

Al-Quran di Lauh Mahfudz sudah lengkap bukan lagi ayat yang turun berangsur-angsur, maksudnya bahwa segala sesuatu yang akan terjadi di dunia lebih tepatnya kejadian-kejadian setelah wahyu pertama sudah terlebih dahulu tertuliskan setiap kejadiannya di dalam al-quran yang ada di Lauh Mahfudz. Jadi settingan awal sebenarnya sudah ada, hanya saja ayat-ayat yang bersangkutan turunnya menunggu pada saat kejadian. 

Seperti yang kita tau bahwa beberapa ayat Al-Quran turun setelah adanya kejadian atau sebelum kejadian, atau yang kita pahami dengan asbabun nuzul. Jadi sebenarnya al-quran yang kita kenal , kita pelajari, kita baca saat ini adalah bukan al-quran yang sama yang ada di Lauh Mahfudz. Karena secara konteks ( waktu dan keadaan)  sudah berbeda ketika turun ke langit dunia. Meskipun demikian kita harus meyakini bahwa al-quran adalah kitab yang telah Allah jaga kemurniannya sampai hari kiamat. 

Turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, memiliki beberapa rahasia dan hikmah, di antaranya: 
- Untuk menabahkan dan menguatkan hati serta jiwa Nabi Muhammad SAW. 
- Untuk membimbing dan membina umat Nabi Muhammad SAW. Dalam melaksanakan syari’at Islam. 
- Menunjukkan sumber Al-Qur’an, dan bahwa ia merupakan Kalamullah. 
- Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an. 

Isi dan Kandungan Al-Quran

Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar di antaranya yaitu: 
1. Ajaran Tauhid
2. Ibadah
3. Peringatan ( Janji & ancaman ) 
4. Ketentuan hukum-hukum Allah
5. Jalan dan cara mencapai kebahagiaan
6. Kisah-kisah umat manusia sebelum Nabi Muhammad. 

Fungsi Al-Qur'an

Al-Quran mempunyai beberapa fungsi, diantara fungsi yang terpenting adalah: 

1. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad untuk membuktikan bahwa beliau adalah Nabi dan Rasul Tuhan dan al-quran itu adalah firman Tuhan bukan ucapan atau ciptaan Nabi Muhammad. 
2. Sebagai pengukuh adanya kitab-kitab suci lain yang pernah diturunkan sebelum al-quran dan kebenaran adanya para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad. 
3. Sebagai sumber hukum Islam
4. Untuk dipelajari dan diajarkan
5. Sebagai hidayah atau petunjuk dalam menjalani kehidupan. 

Bukti-bukti Otensitas Al-Quran

Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9) 

Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Keajaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. 

Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

Pengertian Tafsir dan Fungsinya 

Dalam kamus Al-Munawir, Tafsir diartikan dengan lafadz Al-Idlah wa Al-Syarh (pejelasan dan komentar), serta diartikan dengan Al-Bayan (keterangan). 

Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al- Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi tafsir ialah ilmu untuk  
memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.

Ilmu tafsir merupakan kunci utama untuk memahami al-quran dengan baik dari berbagai aspeknya. Tanpa ilmu tafsir seseorang ( dengan kontekstualitasnya yang sangat luas) tentu mustahil bisa memahami al-quran dengan baik dan benar. Tanpa ilmu tafsir, pemahaman makna tekstualitas dan kontekstualitas al-quran tidak mungkin  dikembangkan dan sosialisasi publik pengamalan al-quran tidak akan berjalan lancar. Jadi ilmu tafsir memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis dalam upaya memahami al-quran yang dengan  terciptalah masyarakat ideal sesuai dengan petunjuk al-quran. 

Contohnya,  
Mengapa Allah dalam al-quran tidak langsung menyebutkan dirinya sebagai Aku tetapi dengan Kami? Hal tersebut karena kata ganti tunggal jama' dalam bahasa arab,fungsinya adalah untuk pengagugan. Bahasa al-quran jelas berbeda dengan bahasa kita. 
Jadi memahami al-quran tidak bisa hanya sekedar tekstual. 

Metodologi Penafsiran Al-Quran

Tafsir al-qur'an tidak lepas dari metode, yakni suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah di dalam ayat-ayat al-qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW. 

Ada dua istilah yang sering digunakan yaitu: Metodologi tafsir dan metode tafsir, yang membedakan antara dua istilah tersebut adalah : Metode tafsir yaitu cara-cara yang digunakan untuk menafsirkan al-qur'an, sedangkan metodologi tafsir yaitu ilmu tentang cara tersebut.
Katakan saja pembahasan teoritis dan ilmiah mengenai metode muqarin (perbandingan) misalnya disebut analisis metodologis, sedangkan jika pembahasan itu berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat al-qur'an disebut pembahasan metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan tafsir disebut dinamakan teknik atau seni penafsiran.

Maka metode tafsir merupakan kerangka atau kaidah yang digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat al-qur'an dan seni atau teknik ialah cara yang dipakai ketika menerapkan kaidah yang telah tertuang di dalam metode. 

Metodologi tafsir sendiri adalah pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran al-qur'an.


Model-model Penelitian Al-Quran dan Tafsir. 

1. Metode Tahlili

adalah tafsir yang menyoroti ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai urutan bacaan yang terdapat dalam al-Qur’an Mushaf Utsmâni.

2. Metode Ijmali

Metode ini menafsirkan al-Qur’an dengan mengemukakan makna secara global tanpa uraian yang panjang. Di dalam pembahasannya penafsiran akan menguraikan ayat demi ayat sesuai dengan susunan mushaf. Penyajiannya menggunakan bahasa yang ringkas dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang diambil dari al-Qur’an sendiri lalu penafsir menambahkan kata-kata atau kalimat penghubung sehingga  
memberi kemudahan kepada para pembaca untuk memahaminya.

3. Metode Muqâran

Metode Muqâran adalah suatu metode yang ditempuh oleh seorang
mufassir dengan cara mengambil sejumlah ayat al-Qur’an, kemudian
mengemukakan penafsiran para ulama, serta membandingkan segi-segi dan kecenderungan masing-masing yang berbeda dalam menafsirkan al- Qur’an, kemudian menjelaskan bahwa di antara mereka ada yang corak penafsirannya ditentukan oleh disiplin ilmu yang dikuasainya. 

4. Metode Maudu’i (Tematik)

Metode yang banyak digunakan oleh para mufassir adalah metode maudu’i. Yaitu metode yang menghimpun seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang suatu masalah atau tema, serta mengarah pada satu pengertian dan satu tujuan sekalipun ayat-ayat itu turunnya berbeda-beda, tersebar dalam berbagai surat dalam al-Qur’an dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya. 

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Armaan Malik

Akuntansi, Kas kecil ( petty cash )

DESCRIPTION ABOUT DEEPIKA PADUKONE