Posts

Showing posts from 2021

Perkembangan Ilmu pengetahuan di dunia Islam

Pengetahuan akal dan intelektual merupakan suatu dorongan intrinstik dan inheren dalam ajaran islam. Pada masa daulah Abbasiyah, ibu kota Baghdad menjdo pusat intelektual muslim, dimana terjadi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam. Sekolah-sekolah dan akademik muncul disetiap pelosok. Perpustakaan-perpustakaan umum yang besar didirikan dan terbuka untuk siapapun sehingga pemikiran filosofis-filosofis besar zaman klasik dipelajari berdampingan dengan ilmu islam. Itu merupakan zaman kemajuan dan di masa inilah berkembangnya serta munculnya ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun non agama dan kebudayaan islam. Zaman inilah yang menghasilkan ulama besar seperti Imam Malik, Abu Hanafi, Imam as-Syafi’i dan Imam Ibnu Hambal dalam bidang hukum, teologi, Zunnunal-Misri, Abu Yzaud al-Butami, dan Al-Hallaj dalam mistimisme atau tasawuf, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Maskawaih dalam filsafat, Ibnu Hasyim, Ibnu Khawarizmi, al-Mas’udi dan Rzai dalambidang pengetaah

Prinsip-Prinsip dan Adab Menuntut Ilmu dalam Islam

Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan. Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu agama sekadar sunnah, yang artinya mendapat pahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya. Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap Muslim (fardhu ‘ain) sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya.  Pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk,taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran

Perangkat-Perangkat Metodologi Kefilsafatan ( Logika, Induksi , Deduksi, Analogi , Komparasi)

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike  episteme (bahasa Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.  Dasar-dasar logika : Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam   hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).  Kegunaan logika : a) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.  b) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif. c) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. d) Mema

Estetika dalam Filsafat

Pengertian Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal dari kata Yunani yaitu aisthetika atau aisthesis. Estetika sebagai bagian dari aksiologi selalu membicarakan permasalahan, pertanyaan, dan isu-isu tentang keindahan, ruang lingkupnya, nilai, pengalaman, perilaku pemikiran seniman, seni, serta persoalan estetika dan seni dalam kehidupan manusia.  Estetika merupakan konsep yang bersifat subjektif meski manusia, pada taraf yang paling mendasar dan secara universal, memiliki perasaan yang sama terhadap apa yang membuat mereka nyaman dan senang ataupun menyakitkan dan tidak nyaman. Lingkup bahasan estetika memiliki beberapa bidang garapan.  Diantaranya adalah estetika filsafati dan estetika ilmiah.    Estetika filsafati,   acapkali disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), filsafat cita rasa (philosophy of taste), filsafat seni (philosophy of art), dan filsafat kritik.  Estetika dalam hal ini banyak membahas hakikat, akar dar

Masalah Aksiologi dalam Filsafat

Aksiologi adalah filsafat nilai. Nilai yang dimaksudkan adalah nilai kegunaan. Apa kegunaan ilmu itu dalam kehidupan manusia? Tentu kita semua setuju dan sepakat bahwa ilmu telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan dan kesejahteraan umat manusia di dunia.  Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi,merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai.  Teori nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika memiliki dua arti yaitu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnya.  Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian. D

Masalah Epistemologi dalam teori-teori.

A. Pengantar teori korespondensi, koherensin, dan pragmatik Kebenaran ilmu pengetahuan berkenaan dengan kejelasan objek meteri yang dikajinya sesuai cara pandang tertentu namun menggunakan metode yang sesuai dengan kaidah yang relevan dan tersistem.Realitanya, pemikiran manusia sangat bervariasi.Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya : 1. Faktor alam 2. Faktor lingkungan 3. Pengetahuan yang seorang dapatkan dari masyarakat Secara kodrati sifat manusia akan berusaha untuk “memeluk” kebenaran itu. Kebenaran ilmiah tidak akan bisa lepas dari makna dan fungsi ilmiah sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan manusia.Dalam mendapatkannya harus melalui tahap-tahap metode ilmiah.  B. Teori dalam Menentukan Kebenaran Menurut  para ahi, ada 3 teori yang dapat digunakan untuk menetukan kebenaran, yaitu ; 1. Teori Korespondensi                Yang dimaksud dengan teori korespondensi adalah teori yang berdasarkan pada fakta yang objektif. 2. Teori koherensi                

Masalah epistemologi dalam sumber-sumber pengetahuan.

1.Empirise Empirise adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.  2. Rasionalisme (akal)   Adalah aliran yang menganggap bahwa akal adalah media terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut aliran ini, pengetahuan diperoleh melalui cara berpikir (akal) dan tidak menganggap pengalaman indera (empiris) sebagai sumber pengetahuan. Paham rasionalisme tidak memungkiri penggunaan indera dalam memperoleh pengetahuan, tetapi indera hanyalah sebagai stimulus agar akal mauberfikir dan menemukan  kebenaran/pengetahuan. Akal menerima bermacam data yang dikirim oleh indera selanjutnya mengatur, mengolah dan menyusunnya hingga menjadi pengetahuan yang benar. Akal dalam proses berpikir inilah menggunakan kaidah-kaidah rasional atau kaidah-kaidah logika. Paham ini mengklaim bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang dari

Aliran-aliran Dalam Kajian Ontologi Filsafat

Ontologi merupakan sebuah kajian yang mengkaji untuk mengetahui hakikat manusia. Jadi disimpulkan bahwa ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik. Aliran-aliran dalam Ontologi Aliran Monoisme Sebuah aliran yang berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin dua . Konsep monisme sering kali dihubungkan dengan panteisme dan konsep Tuhan yang kekal. Tidak mungkin ada hakikat dari masing-masing yang bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Aliran Materialisme  Sebuah aliran yang menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi dan bahwa segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa/roh merupakan sesuatu yang berdiri sendiri .  Materialisme adalah pandangan filsafat yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam ala

Hakikat Sesuatu yang Ada Dalam Filsafat ( Ontologi )

Pengertian Ontologi Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos : logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau  ilmu tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang metafisika yang berhubungan   dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada.  Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Kajian tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis adalah Thales, Plato, dan Aristoteles. Thales, misalnya, melalui perenungannya terhadap air yang ada di mana-mana, ia sampai pada   kesimpulan bahwa air merupakan “substansi terdalam” yang merupakan asal mula dari segala sesuatu. Yang penting bagi kita sesungguhnya bukanlah ajarannya yang mengatakan air itulah   asal mula segala sesuatu, melainkan pendiriannya bahwa

SEJARAH KELAHIRAN FILSAFAT

Sejarah Yunani Kuno Masa ini kemudian juga menjadi salah satu inspirasi Renaissance Barat berabad-abad kemudian setelah Masa Abad Pertengahan (Medieval), dalam melawan kebodohan masa Abad Pertengahan. Walaupun sudah jamak pula kebiasaan orang dalam berpikir kritis di masa Yunani Kuno ini, namun secara umum inti dari pemikiran-pemikiran Filsafat Sofistik  Yunani Kuno mereka adalah ”relativitas pemikiran”, atau yang disebut juga sebagai, Filsafat Relativisme (Pluralis).  Filsafat Relativisme (Pluralisme) ini, adalah paham yang berdasarkan  pemikiran dasar bahwa “Kebenaran itu sesungguhnya (adalah) relatif”. Maka karenanya pula, ”seluruh versi kebenaran dapat saja menjadi benar”, yang dalam hal ini bahkan masih pula bergantung kepada pemikiran, perasaan, hawa nafsu, dan lain-lain, dari para pemikirnya; manusia, tentu saja. Dan di beberapa Abad kemudian, khususnya di masa kini di Abad XXI  Masehi ini, ini juga menjadi salah satu inspirasi dasar gerakan Pluralisme.  Termasuk juga dalam Plur

Peran Filsafat Dalam Peradaban Umat Manusia

Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri dan dunia,  karena dengan filsafat akan membantu memahami diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran akan membedakan argument dan menyampaikan pendapat baik secara lisan ataupun tertulis. Filsafat juga akan membuka cakrawala berpikir yang baru dan mengeluarkan ide-ide yang kreatif dan memecahkan persoalan dan lewat penalaran secara logis.  Filsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif  atas dasar pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.  Dengan filsafat, kita semakin mampu menangani pertanyaan-pertanyaan yang  mendasar (makna realitas dan tanggung jawab) yang tidak terletak dalam  wewenang metode ilmu khusus. Metode Berfikir Filsafat Metode Kritis Metode kritis bersifat analisa istilah dan pendapat, kemudian disistematiskan dalam hermeneutika yang menjelaskan keyakinan dan berbagai pertenta

Cabang-cabang Filsafat

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan yang bidang pembahasannya adalah tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta. Jadi, filsafat yang pada awalnya hanya meliputi segenap ilmu, kini berkembang menjadi semakin rasional dan sistematis. Pengetahuan manusia juga makin luas sehingga lahirlah berbagai disiplin ilmu. Mengingat semakin luasnya bidang-bidang yang dibahas, para ahlimembagi bidang studi filsafat dalam beberapa cabang atau beberapa bagian filsafat. Pada umumnya, para ahli membaginya dalam enam cabang atau bagian filsafat, yaitu epistemologi, metafisika, logika. etika, estetika, dan filsafat ilmu. 1. Epistemologi Istilah epistemologi berasal dari dua buah kata dalam bahasa Yunani, yakni episteme berarti pengetahuan dan logos yang berarti kata, pikiran dan ilmu. Jadi, epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam hal ini, yang dibahas asal mula, bentuk atau struktur, validitas, dan metodologi, yang secara bersama-sama membentuk pengetahuan manus

Filsafat Umum dan Hubungannya Terhadap Filsafat Islam.

Pengertian Filsafat secara etimologi adalah mencintai kebijaksanaan. Filo ( mencintai, suka, senang ),  Sofia ( kebijaksanaan, kearifan ).  Kebijaksanaan dalam Filsafat maksudnya adalah sesuatu yang bisa mengarahkan pada pencarian atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip elemen umum, kekuasaan, sebab dan hukum yang dipakai menjelaskan fakta dan keberadaan.  Pengertian Filsafat secara terminologi ( istilah )  adalah suatu pemikiran yang mendalam tentang segala sesuatu yang ada.  Berfikir secara mendalam didapatkan dari berfikir kritis terhadap sebuah pengetahuan yang diselidiki dengan akal budi untuk mengetahui hakekat segala sesuatu yang ada.  Pengertian Filsafat Islam Sebuah hasil pemikiran mengenai ketuhanan, kenabian, kemanusiaan, alam, realitas ontologi, pandangan tentang hakekat ruang, waktu & materi.  Filsafat Islam memadukan antara wahyu dan akal, bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal.  Ciri-ciri Berfikir Filsafat   1. Berfikir secara radikal,  Berfikir sampai pada akar